Minggu, 30 Juni 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 30 Juni 2013

Garam Gagal

Bacaan: Matius 5:13-16

Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?- Matius 5:13


Garam yang kita kenal selama ini adalah barang yang sangat sederhana namun mempunyai arti penting bagi manusia. Hanya seonggok bubuk yang harganya sangat murah, namun tanpa kehadiran garam masakan kita pasti menjadi hambar. Koki sehebat apapun pasti akan kesulitan bila harus mengolah masakan bila tidak ada garam. Boleh jadi kita memiliki masakan mewah yang satu porsi harganya bisa mencapai jutaan rupiah, namun tanpa garam masakan mewah itu tak menjadi mewah lagi, sebab akan kehilangan cita rasa yang lezat.
Seperti yang kita tahu bahwa garam itu terdiri dari dua unsur, yaitu Natrium (Na) dan Chlorida (Cl). Kedua unsur ini adalah unsur utama yang membentuk menjadi garam. Bila kedua unsur ini dipisahkan maka yang terjadi adalah sebaliknya. Natrium dan Chlorida pada dasarnya ialah racun. Jadi bila kedua unsur ini berdiri sendiri maka akan mengkontaminasikan suatu masakan.
Jika Yesus menyebut kita sebagai garam dunia, itu berarti mau tidak mau, senang tidak senang kita harus mau dipersatukan. Tanpa kita memiliki persatuan dapat dipastikan kita akan menjadi racun bagi orang-orang di sekitar kita. Kita tidak akan menjadi berkat untuk mereka, bahkan yang lebih fatal kita akan menjadi batu sandungan bagi mereka. Mereka akan tahu bahwa kita murid Kristus yaitu bila kita menjadi satu adanya.

Sebagi dua unsur yang berbeda memang sulit untuk bersatu. Namun tak seharusnya perbedaan kita menghalangi persatuan dan kesatuan di dalam Kristus. Melihat kesehatian tubuh Kristus tentu hal yang sangat indah. Tak ada lagi yang merasa denominasinya yang paling eksklusif, tak ada yang merasa doktrinnya yang paling benar dan tak ada bendera-bendera kelompok yang masih dijunjung tinggi. Fungsi gereja Tuhan sebagai garam dunia akan terlihat jelas jika gereja Tuhan bersatu dan mulai terjun ke dalam dunia untuk memberikan pengaruh dan nilai-nilai kekristenan. Jika gereja Tuhan hanya mengeksklusifkan diri dan tak pernah membagikan nilai-nilai kehidupan yang Kristus ajarkan kepada dunia, maka sebenarnya gereja Tuhan gagal menjadi garam. Dan jika gereja gagal menjadi garam, tentu itu seperti garam yang tak asin lagi rasanya, kita pun tahu bahwa garam yang tak lagi memberi rasa hanya akan diinjak-injak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar