Rabu, 31 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari Ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 01 Agustus 2013

Pendidikan Anak

Bacaan: Amsal 29:17; 22:6

Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu...- Amsal 29:17


Selama ini saya selalu berpikir bahwa bunuh diri sebagai “jalan keluar” dari masalah hidup yang dialaminya adalah tindakan bodoh yang dilakukan seseorang yang sudah dewasa. Itu sebabnya saya sangat terkejut dan terenyak ketika mendengar bunuh diri melibatkan anak-anak kecil yang masih polos dan lugu. Ini ancaman tersendiri yang perlu mendapat perhatian khusus mengingat bahwa kasus bunuh diri pada anak-anak ini terjadi susul menyusul pada akhir-akhir ini.
Haryanto, seorang bocah SD di Garut, Jawa Barat mencoba bunuh diri karena malu dan putus asa karena ketidakmampuan keluarganya untuk membayar biaya sekolah yang hanya beberapa ribu rupiah saja. Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan, tapi tindakannya telah mengakibatkan brain damage atau kerusakan pada otaknya.
Hari Anak Nasional diwarnai dengan berita menyedihkan. Sembodo, siswa kelas VI SD memilih menggantung diri karena malu sebab biaya sekolahnya sudah nunggak selama sepuluh bulan, meski hanya beberapa ribu rupiah saja.
Berita menyedihkan yang gaungnya masih terdengar adalah tindakan bunuh diri yang dilakukan Eko Hariyanto yang terjadi pada Hari Pendidikan Nasional beberapa waktu yang lalu. Ironis bukan?
Seharusnya kita perlu sedikit merenung untuk menyikapi fenomena bunuh diri yang terjadi pada anak-anak akhir-akhir ini. Tak seharusnya mereka melakukan tindakan bodoh itu. Bagaimanapun juga hal ini telah membuka mata kita bahwa anak-anak juga bisa mengalami masalah, stress, depresi dan merasakan beratnya tekanan hidup. Itu sebabnya sedari sejak kecil kita harus mempersiapkan anak-anak kita menjadi kuat ketika harus menghadapi masalah yang sedang dihadapi.
Tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang tua harus benar-benar berfungsi. Dan yang paling utama adalah menanamkan pengenalan akan Tuhan kepada anak-anak kita sejak mereka masih kecil. Tak hanya orang tua yang harus berperan dalam memberikan pendidikan rohani kepada anak, tapi gereja Tuhan kiranya juga memperhatikan hal ini, sehingga pelayanan anak mendapat prioritas yang cukup penting. Saya berpikir, seandainya anak-anak malang yang nekat bunuh diri itu dibekali dengan pendidikan rohani sedari kecil, tentu kasus menyedihkan ini tak perlu terjadi, sebaliknya mereka akan tetap kuat saat menghadapi masalah.

Ambillah waktu khusus untuk memberi pendidikan rohani kepada anak-anak kita.

Renungan Harian Kristen .. ..



Renungan Harian Kristen - 31 Juli 2013

Doa Puasa

Bacaan: Daniel 9:1-19

Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa ...- Daniel 9:3


Kita tentu sering mendengar orang Kristen yang sedang berpuasa. Ada yang berpuasa dengan tidak - makan dan minum, ada yang pantang makanan kegemarannya, ada yang puasa dengan tidak melakukan aktivitas tertentu, ada yang hanya puasa makan tetapi masih minum dan lain-lainya. Lalu puasa seperti apa yang benar? Tidak ada jenis puasa tertentu yang lebih baik dan lebih rohani daripada jenis puasa yang lain. Yang lebih dipentingkan disini adalah kita mengetahui alasan yang tepat kenapa kita berpuasa.
Berpuasa penting karena menunjukkan kelemahan dan harapan "untuk meraih Tuhan", yang adalah satu-satunya sumber segalanya bagi kita. Iblis tidak bisa tinggal
berlama-lama apabila seseorang berpuasa, karena berpuasa bagi Tuhan akan menciptakan suasana yang betul-betul menghadirkan kekudusan dan menolak yang
tidak kudus. Itulah sebabnya kenapa roh jahat tidak nyaman didekat orang yang berpuasa secara sungguh-sungguh. Mengapa kita berpuasa?
  1. Kita berpuasa sebagai ketaatan akan Firman Aliah. Baca: (Yoel 2:12, II Kor6:4-6)
  2. Untuk merendahkan diri dihadapan Allah dan untuk mendapatkan anugerah dan kuasanya. (Yakobus 4: 10)
  3. Untuk mengakhiri pencobaan-pencobaan yang menghalangi kita untuk masuk dalam kuasa Tuhan. Apabila urapan tidak mengalir dalam kehidupan kita, ini pertanda bahwa kita perlu berpuasa dan berdoa. Lukas 4, Yesus berpuasa dan mengalahkan iblis.
  4. Untuk dimurnikan dari dosa dan memurnikan sesama. Berpuasa adalah proses pembersihan. Berpuasa adalah cara yang membawa kebiasaan buruk kita muncul kepermukaan dan dibersihkan. (Daniel 9:3-5, Yunus 3:5-10)
  5. Kita akan menjadi lemah dan Allah menjadi kuat dalam kita. (II Korl2:9-10)
  6. Untuk mendapatkan pimpinan Tuhan (Kis 13:3-4,14:23)
  7. Untuk mengatasi krisis. (Ester 4:15-16)
  8. Ketika membutuhkan petunjuk dari Allah. Ketika kita membutuhkan petunjuk hidup dari Allah, ketika kita ragu dalam mengambil keputusan, salah satu jalan
    keluar terbaik adalah dengan doa puasa. (Ezra 8:21-23)
  9. Untuk Pemahaman dan penyataan kudus.
Tentukan kapan Anda akan melakukan doa puasa.

Senin, 29 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 30 Juli 2013

Menghargai Atasan

Bacaan: Kolose 3:22-25

Taatilah tuanmu yang didunia ini dalam segala hal ... dengan tulus ... - Kolose 3:22


Jika Anda seorang pekerja atau seorang staf dalam sebuah perusahaan, ini adalah soal menghargai atasan! Menghargai atasan jelas beda jauh dengan menjilat atasan jadi jangan berpikir bahwa saya sedang mengajak Anda untuk menyenangk atasan secara berlebihan dengan tendensi-tendensi tertentu. Sejujurnya saya sendiri juga sebal jika melihat seorang karyawan melakukan aksi "Asal Bapak Senang". Senyum yang dibuat-buat, ekspresi wajah yang sengaja dimanis-maniskan, tertawa berlebihan saat mendengar lelucon atasan yang sama sekali tidak lucu, padahal sebenarnya ia tidak melakukan semuanya itu dengan ketulusan.
Menghargai atasan berarti kita menaruh respek dan kepercayaan terhadap seseorang sebagai atasan kita. Kita melakukan pekerjaan dengan kualitas kerja terbaik
karena ada value, baik itu bagi kemajuan perusahaan yang notabene telah menggaji kita, selain itu juga baik bagi kemajuan diri. Bukan sekedar kita ingin atasan
tersenyum lebar dan tertawa senang. Jika motivasi kita hanya asal bapak senang, maka kualitas kerja kita akan menjadi berubah seratus delapan puluh derajat saat
atasan sedang tidak bersama dengan kita. Seperti pepatah kuno berkata, kucing pergi tikus berpesta!
Lakukan pekerjaan dengan kualitas terbaik, entahkah atasan sedang bersama Anda atau tidak! Itulah orang yang benar-benar menghargai atasan. Untuk melihat
seperti apa Anda yang sebenarnya dalam pekerjaan tidaklah terlalu sulit, yaitu ketika ada atasan yang mengawasi Anda!
Saya tahu persis rasanya jadi seorang atasan. Sebab itu menurut saya seorang atasan akan tahu apakah pekerjanya itu benar-benar menaruh respek dan
menghargainya dengan sungguh-sungguh, ataukah ia hanya sekedar cari muka saja. semakin menghargai atasan dengan sungguh-sungguh, maka ia juga akan menghargai Namun sebaliknya jika kita melakukan aksi Asal Bapak senang, maka ia akan "mentertawakan" kekonyolan sikap kita dan semakin kehilangan respek atas kita. Bagaimanapun juga nilai ketulusan akan terus berlaku! Alkitab pun meneguhkan hal ini, sebagaimana nasihat Paulus kepada jemaat di Kolose, "Hai hamba-hamba taatilah tuanmu yang ada di dunia ini dalam segala hat dan dengan tutus hati karena takut akan Tuhan."
Hari ini Anda bisa bersikap baik dan penuh respek terhadap atasan Anda dengan tulus

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 29 Juli 2013

Takut Salah

Bacaan: Matius 25:14-30

Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah... - Matius 25:25


Kita takut membuat kesalahan. Karena tidak cukup memiliki keberanian untuk menanggung resiko yang mungkin saja terjadi maka kita tidak berbuat apa-apa.
Akibatnya kita tidak pernah maju dan dari waktu ke waktu kita statis saja. Bisa jadi kita adalah orang yang tak pernah gagal, tapi sayang itu bukan karena kita
hebat, tapi karena kita tidak berbuat apa-apa.
Untuk menggambarkan seperti apa orang yang tidak berbuat apa-apa karena takut membuat kesalahan, kita dapat melihatnya dalam perumpamaan Yesus tentang hamba- hamba yang diberikan sejumlah talenta untuk dikembangkan. Hamba yang ketiga ternyata tidak berbuat apa-apa. Menjadi pertanyaan, mengapa hamba yang ketiga ini tidak berbuat apa-apa? Matius 25:25 menjelaskan, "Karena itu aku takut ..." Selain hamba ini pada dasarnya memang malas, namun ada alasan lain yang membuat ia tak berbuat apa-apa, karena takut membuat kesalahan!
Semua hal di dunia ini selalu mengandung resiko. Belajar renang resikonya tenggelam dan kemasukan air. Belajar sepeda resikonya jatuh dan lecet-lecet.
Belajar bahasa asing resikonya ditertawai karena kosa kata yang belepotan. Belajar nyanyi resikonya semua orang jadi tutup kuping. Namun jika seseorang
berani mengambil resikonya, pasti ia akan berhasil dan selangkah lebih maju. Si penakut akan berkata, "Tak perlu melakukan sesuatu, maka kita tidak akan gagal."
Tak pelak Si Pemberani akan berkata, "Hanya orang yang berjiwa kerdil yang tak pernah membuat kesalahan. Tapi sebenarnya lebih baik mencoba dan gagal, sebab ia bisa belajar dari kegagalannya itu. Lebih baik mencoba dan melakukan kesalahan daripada tidak pernah melakukan kesalahan karena tidak pernah mencobanya."
Sesungguhnya hal ini juga yang seringkali membuat banyak orang Kristen tidak terlibat di dalam pelayanan. Hatinya sebenarnya rindu tapi sayang tak cukup
memiliki keberanian seandainya gagal dalam proses pembelajaran. Namun mulai saat ini belajarlah mengembangkan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita, meski kita mungkin menemui kegagalan. Belajarlah memimpin doa, inernimpin pujian, menyampaikan Firman Allah, mernimpin sharing, bersaksi atau melakukan apapun juga di dalam pelayanan. Kita tak pernah maju selama kita tidak berani mencoba.
Katakan ya, untuk kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk mulai terlibat di dalam pelayanan.

Sabtu, 27 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 27 Juli 2013

Sederet Akibat

Bacaan: Kisah Para Rasul 3:19-21

Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu ... - Kisah 3:21


Masalah gambar diri tidak hanya dihadapi oleh remaja atau anak muda yang sedang mengalami krisis identitas dan yang sedang mencari jati diri saja. Sesungguhnya masalah gambar diri yang rusak bisa saja terjadi dalam kehidupan semua orang tanpa kenal usia. Bahkan mereka yang sudah tua pun kadangkala masih berurusan dengan gambar dirinya yang rusak. Sebagaimana kita tahu bahwa gambar diri yang rusak akan membawa sederet akibat yang tak bisa dipandang ringan.
Yang pertama, gambar diri yang rusak akan merusak penerimaan akan diri sendiri. Biasanya orang-orang ini akan mengalami krisis percaya diri, minder, dihinggapi
rasa malu yang berlebihan, selalu berpikir bahwa dirinya tidak bisa apa-apa dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain lalu menyimpulkan bahwa dirinya
sungguh orang yang paling malang di dunia ini. Mengasihani diri secara berlebihan!
Yang kedua, gambar diri yang rusak akan membawa seseorang hidup dalam kebencian. Biasanya ini terjadi karena trauma masa lalu yang sangat buruk, entahkah itu pelecehan seksual atau perlakuan-perlakuan negatif yang diterimanya. Tidak bisa berdamai dengan masa lalu dan akhirnya memelihara "sampah" itu sampai kemudian menjadikannya sebagai orang yang penuh kebencian!
Yang ketiga, memiliki gaya hidup negatif dan kebiasaan buruk. Gambar diri yang rusak akan membuat seseorang menjadi negatif dalam memandang hidup, dan akan membuatnya terlibat dengan kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti kecanduan akan alkohol, obat bius, pornografi, perselingkuhan, dan dosa-dosa lainnya.
Yang keempat, gambar diri yang rusak akan membuat jiwa menjadi rapuh. Membuat seseorang menjadi terlalu sensitif sehingga sedikit-sedikit akan tersinggung,
marah, benci, dendam dan memiliki sederet problem hati lainnya. jiwa yang rapuh juga akan jelas terlihat saat menghadapi masalah dan pergumulan hidup. Ia akan
gampang frustasi, menyerah kalah, selalu berkata negatif, dan mengalami stress berat, bahkan tak jarang mereka melakukan bunuh diri! Begitu mengerikan akibat-
akibat yang disebabkan oleh gambar diri yang rusak. Karena itu jika kita masih memiliki masalah dengan gambar diri, tidak ada pilihan lain kecuali kita membawa
hidup kita datang kepada Tuhan dan minta supaya Ia memulihkannya.
Carilah orang yang Anda anggap dekat, entahkah itu pasangan hidup, atau teman. Lalu mintalah ia dengan jujur menyebutkan kelemahan , kekurangan, dan kebiasaan- kebiasaan buruk yang perlu Anda rubah.

Jumat, 26 Juli 2013

Renungan Harian Kristen .. ..

Renungan Harian Kristen - 26 Juli 2013

Memberi Waktu

Bacaan: Mazmur 90:1-17

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hinga kami beroleh hati yang bijaksana.- Mazmur 90:12


Bagaimanakah Anda mendefinisikan waktu? Sebagian orang menganggap waktu adalah uang untuk menggambarkan nilainya yang berharga atau mungkin juga karena adanya waktu yang bisa menghasilkan uang. Ada pula orang yang menganggap waktu adalah kesempatan-kesempatan sepanjang hidup. Yang jelas, sebagaian besar orang pasti akan setuju bahwa waktu sangatlah berharga. Hanya orang-orang bodohlah yang tidak menghargai waktu.
Tuhan pun menghargai waktu. Perhatikan bagaimana Allah mengatur waktuNya saat menciptakan dunia ini. la tidak bekerja serampangan dan tanpa keteraturan.
Segala sesuatunya direncanakan dan dilaksanakan dalam waktu yang teratur. Karya penebusan-Nya, kebangkitan-Nya bahkan kedatangan-Nya kembali sudah diatur waktunya. Bayangkan bila Allah yang hidup dalam kekekalan saja begitu menghargai waktu, bukankah seharusnya terlebih lagi kita yang hidup hanya sementara di dunia ini.
Karena waktu sangatlah berharga, sudah seharusnya kita menggunakan dengan sebaik-baiknya. Semestinya kita memikirkan dan merencanakan penggunaan waktu ibarat kita mengatur uang kita untuk masa depan. Bahkan lebih lagi! Karena hilangnya uang masih mungkin dicari lagi, tetapi hilangnya waktu tidak mungkin
bisa kita dapatkan kembali.
Cobalah memulai hari ini untuk menuliskan apa saja yang perlu Anda lakukan untuk memanfaatkan waktu Anda yang masih tersisa. Pikirkanlah betapa pentingnya kita menyediakan waktu untuk berdoa dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari. Alkitab jelas merupakan penuntun utama agar hidup kita berkenan kepada Tuhan. Sia-sialah kita hidup di dunia ini bila ternyata pada akhir hidup kita nanti Tuhan membenci perbuatan kita selama hidup di bumi. Setelah itu rencanakanlah kapan Anda akan menyediakan waktu lebih banyak untuk keluarga. Buanglah hal-hal yang selama ini ternyata menyia-nyiakan waktu Anda. Anda tidak akan pernah bisa memberi hadiah yang lebih baik bagi orang yang Anda kasihi selain memberikan waktu Anda. Kita tidak bisa mengasihi orang lain clan Tuhan tanpa memberikan waktu kita bagi mereka. Memberi waktu sama artinya dengan Anda memberikan "jatah umur" hidup Anda yang berharga.
Buktikan kasih kita kepada Tuhan dan sesama dengan memberikan waktu hidup kita yang berharga bagi mereka.

Kamis, 18 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..


Renungan Harian Kristen - 18 Juli 2013

Firman Tuhan

Bacaan: 11 Timotius 3:16; Wahyu 3:19

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;sebab itu relakanlab batimu dan bertobatlah!- Wahyu 3:19


Seorang gadis yang telah lama mendambakan seorang jodoh suatu hari berdoa kepada Tuhan. Dengan cara yang cukup lucu ia berharap agar Tuhan memberikan tanda melalui Firman Tuhan. Maka ia membuka Alkitab secara acak dan menunjuk salah satu pasal dengan telunjuknya. Hup! Ternyata pasal yang diitemukannya adalah Yesaya 52:13-53:12. Dengan berdebar ia membaca judulnya : Hamba Tuhan yang menderita. Wah, apakah mungkin jodohnya nanti adalah seorang hamba Tuhan? Ketika ia meneruskan membaca dan sampai pada ayat 14 yang berbunyi... begitu buruk rupanya, ia mengerutkan kening dan mulai ragu-ragu. Namun diteruskannya membaca hingga ke pasal 53 :2 lalu ditutupnya Alkitabnya sa be rkata, "Ah, ini pasti salah gara-gara aku sembarangan saja asal tunjuk ayat."
Anda mungkin mentertawakan gadis itu, namun sebenarnya kadang-kadang pun seperti dia. Pada saat kita mendapatkan ayat Firman Tuhan yang berisi janji­janji berkat atau kata-kata yang menguatkan, kita segera "mengaminkannya" dengan mantap. Tapi sayangnya bila kata-kata dalam ayat itu kurang menyenangkan hati, kita seringkali mengabaikannya atau malahan menganggapnya tidak ditujukan untuk diri kita. Bila demikian sikap hati kita, bagaimana Tuhan bisa berbicara kepada kita dan bagaimana hidup kita bisa berkenan di hati-Nya?
Andaikan orang tua kita hanya bisa memuji segala perbuatan kita sejak kecil tanpa memberikan koreksi atau teguran bahkan hajaran untuk kesalahan kita, dapat
dipastikan kita akan tumbuh menjadi orang yang 'kurang ajar' dan amoral. Demikian jugalah yang akan terjadi bila kita tidak mau menerima nasihat atau
teguran keras dari Tuhan melalui Firman-Nya. Selama kita masih hidup di dunia ini kita masih memerlukan didikan dan tegoran Firman Tuhan agar kelak saat kita
bertatap muka dengan-Nya, hidup kita menjadi sempurna di mata-Nya.
Segala yang dilakukan Tuhan atas hidup kita adalah untuk kebaikan diri kita. Tuhan tidak mungkin rela membiarkan kita berjalan ke arah yang salah dan
akhirnya jatuh ke dalam lobang. Itulah sebabnya dengan segala cara Ia membentuk kita untuk mentaati Firman-Nya. Oleh karena itu bila Anda menerima tegoran dari Tuhan melalui orang lain, ayat-ayat Firman Tuhan, atau keadaan yang menyesakkan dalam hidup kita, segeralah tanggapi tegoran itu dengan sebuah pertobatan.

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..


Renungan Harian Kristen - 18 Juli 2013

Firman Tuhan

Bacaan: 11 Timotius 3:16; Wahyu 3:19

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;sebab itu relakanlab batimu dan bertobatlah!- Wahyu 3:19


Seorang gadis yang telah lama mendambakan seorang jodoh suatu hari berdoa kepada Tuhan. Dengan cara yang cukup lucu ia berharap agar Tuhan memberikan tanda melalui Firman Tuhan. Maka ia membuka Alkitab secara acak dan menunjuk salah satu pasal dengan telunjuknya. Hup! Ternyata pasal yang diitemukannya adalah Yesaya 52:13-53:12. Dengan berdebar ia membaca judulnya : Hamba Tuhan yang menderita. Wah, apakah mungkin jodohnya nanti adalah seorang hamba Tuhan? Ketika ia meneruskan membaca dan sampai pada ayat 14 yang berbunyi... begitu buruk rupanya, ia mengerutkan kening dan mulai ragu-ragu. Namun diteruskannya membaca hingga ke pasal 53 :2 lalu ditutupnya Alkitabnya sa be rkata, "Ah, ini pasti salah gara-gara aku sembarangan saja asal tunjuk ayat."
Anda mungkin mentertawakan gadis itu, namun sebenarnya kadang-kadang pun seperti dia. Pada saat kita mendapatkan ayat Firman Tuhan yang berisi janji­janji berkat atau kata-kata yang menguatkan, kita segera "mengaminkannya" dengan mantap. Tapi sayangnya bila kata-kata dalam ayat itu kurang menyenangkan hati, kita seringkali mengabaikannya atau malahan menganggapnya tidak ditujukan untuk diri kita. Bila demikian sikap hati kita, bagaimana Tuhan bisa berbicara kepada kita dan bagaimana hidup kita bisa berkenan di hati-Nya?
Andaikan orang tua kita hanya bisa memuji segala perbuatan kita sejak kecil tanpa memberikan koreksi atau teguran bahkan hajaran untuk kesalahan kita, dapat
dipastikan kita akan tumbuh menjadi orang yang 'kurang ajar' dan amoral. Demikian jugalah yang akan terjadi bila kita tidak mau menerima nasihat atau
teguran keras dari Tuhan melalui Firman-Nya. Selama kita masih hidup di dunia ini kita masih memerlukan didikan dan tegoran Firman Tuhan agar kelak saat kita
bertatap muka dengan-Nya, hidup kita menjadi sempurna di mata-Nya.
Segala yang dilakukan Tuhan atas hidup kita adalah untuk kebaikan diri kita. Tuhan tidak mungkin rela membiarkan kita berjalan ke arah yang salah dan
akhirnya jatuh ke dalam lobang. Itulah sebabnya dengan segala cara Ia membentuk kita untuk mentaati Firman-Nya. Oleh karena itu bila Anda menerima tegoran dari Tuhan melalui orang lain, ayat-ayat Firman Tuhan, atau keadaan yang menyesakkan dalam hidup kita, segeralah tanggapi tegoran itu dengan sebuah pertobatan.

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..


Renungan Harian Kristen - 18 Juli 2013

Firman Tuhan

Bacaan: 11 Timotius 3:16; Wahyu 3:19

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;sebab itu relakanlab batimu dan bertobatlah!- Wahyu 3:19


Seorang gadis yang telah lama mendambakan seorang jodoh suatu hari berdoa kepada Tuhan. Dengan cara yang cukup lucu ia berharap agar Tuhan memberikan tanda melalui Firman Tuhan. Maka ia membuka Alkitab secara acak dan menunjuk salah satu pasal dengan telunjuknya. Hup! Ternyata pasal yang diitemukannya adalah Yesaya 52:13-53:12. Dengan berdebar ia membaca judulnya : Hamba Tuhan yang menderita. Wah, apakah mungkin jodohnya nanti adalah seorang hamba Tuhan? Ketika ia meneruskan membaca dan sampai pada ayat 14 yang berbunyi... begitu buruk rupanya, ia mengerutkan kening dan mulai ragu-ragu. Namun diteruskannya membaca hingga ke pasal 53 :2 lalu ditutupnya Alkitabnya sa be rkata, "Ah, ini pasti salah gara-gara aku sembarangan saja asal tunjuk ayat."
Anda mungkin mentertawakan gadis itu, namun sebenarnya kadang-kadang pun seperti dia. Pada saat kita mendapatkan ayat Firman Tuhan yang berisi janji­janji berkat atau kata-kata yang menguatkan, kita segera "mengaminkannya" dengan mantap. Tapi sayangnya bila kata-kata dalam ayat itu kurang menyenangkan hati, kita seringkali mengabaikannya atau malahan menganggapnya tidak ditujukan untuk diri kita. Bila demikian sikap hati kita, bagaimana Tuhan bisa berbicara kepada kita dan bagaimana hidup kita bisa berkenan di hati-Nya?
Andaikan orang tua kita hanya bisa memuji segala perbuatan kita sejak kecil tanpa memberikan koreksi atau teguran bahkan hajaran untuk kesalahan kita, dapat
dipastikan kita akan tumbuh menjadi orang yang 'kurang ajar' dan amoral. Demikian jugalah yang akan terjadi bila kita tidak mau menerima nasihat atau
teguran keras dari Tuhan melalui Firman-Nya. Selama kita masih hidup di dunia ini kita masih memerlukan didikan dan tegoran Firman Tuhan agar kelak saat kita
bertatap muka dengan-Nya, hidup kita menjadi sempurna di mata-Nya.
Segala yang dilakukan Tuhan atas hidup kita adalah untuk kebaikan diri kita. Tuhan tidak mungkin rela membiarkan kita berjalan ke arah yang salah dan
akhirnya jatuh ke dalam lobang. Itulah sebabnya dengan segala cara Ia membentuk kita untuk mentaati Firman-Nya. Oleh karena itu bila Anda menerima tegoran dari Tuhan melalui orang lain, ayat-ayat Firman Tuhan, atau keadaan yang menyesakkan dalam hidup kita, segeralah tanggapi tegoran itu dengan sebuah pertobatan.

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..


Renungan Harian Kristen - 18 Juli 2013

Firman Tuhan

Bacaan: 11 Timotius 3:16; Wahyu 3:19

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;sebab itu relakanlab batimu dan bertobatlah!- Wahyu 3:19


Seorang gadis yang telah lama mendambakan seorang jodoh suatu hari berdoa kepada Tuhan. Dengan cara yang cukup lucu ia berharap agar Tuhan memberikan tanda melalui Firman Tuhan. Maka ia membuka Alkitab secara acak dan menunjuk salah satu pasal dengan telunjuknya. Hup! Ternyata pasal yang diitemukannya adalah Yesaya 52:13-53:12. Dengan berdebar ia membaca judulnya : Hamba Tuhan yang menderita. Wah, apakah mungkin jodohnya nanti adalah seorang hamba Tuhan? Ketika ia meneruskan membaca dan sampai pada ayat 14 yang berbunyi... begitu buruk rupanya, ia mengerutkan kening dan mulai ragu-ragu. Namun diteruskannya membaca hingga ke pasal 53 :2 lalu ditutupnya Alkitabnya sa be rkata, "Ah, ini pasti salah gara-gara aku sembarangan saja asal tunjuk ayat."
Anda mungkin mentertawakan gadis itu, namun sebenarnya kadang-kadang pun seperti dia. Pada saat kita mendapatkan ayat Firman Tuhan yang berisi janji­janji berkat atau kata-kata yang menguatkan, kita segera "mengaminkannya" dengan mantap. Tapi sayangnya bila kata-kata dalam ayat itu kurang menyenangkan hati, kita seringkali mengabaikannya atau malahan menganggapnya tidak ditujukan untuk diri kita. Bila demikian sikap hati kita, bagaimana Tuhan bisa berbicara kepada kita dan bagaimana hidup kita bisa berkenan di hati-Nya?
Andaikan orang tua kita hanya bisa memuji segala perbuatan kita sejak kecil tanpa memberikan koreksi atau teguran bahkan hajaran untuk kesalahan kita, dapat
dipastikan kita akan tumbuh menjadi orang yang 'kurang ajar' dan amoral. Demikian jugalah yang akan terjadi bila kita tidak mau menerima nasihat atau
teguran keras dari Tuhan melalui Firman-Nya. Selama kita masih hidup di dunia ini kita masih memerlukan didikan dan tegoran Firman Tuhan agar kelak saat kita
bertatap muka dengan-Nya, hidup kita menjadi sempurna di mata-Nya.
Segala yang dilakukan Tuhan atas hidup kita adalah untuk kebaikan diri kita. Tuhan tidak mungkin rela membiarkan kita berjalan ke arah yang salah dan
akhirnya jatuh ke dalam lobang. Itulah sebabnya dengan segala cara Ia membentuk kita untuk mentaati Firman-Nya. Oleh karena itu bila Anda menerima tegoran dari Tuhan melalui orang lain, ayat-ayat Firman Tuhan, atau keadaan yang menyesakkan dalam hidup kita, segeralah tanggapi tegoran itu dengan sebuah pertobatan.

Rabu, 17 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 17 Juli 2013

Gambar Diri

Bacaan: Ibrani 11:31, Matius 1:1-17

Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa...- Ibrani 11:31


Sebuah puzzle yang berantakan! Tak membentuk gambar, kecuali hanya potongan yang berserakan di sang sini. Benar-benar kacau. Tak sedap untuk dipandang dan bukan hal yang membanggakan seandainya puzzle itu dipajang. Sejujurnya, itulah hidup kita! Latar belakang kita tidaklah baik untuk diceritakan. Kita mungkin berasal dari keluarga broken-home. Masa lalu kita suram, sungguh memalukan untuk diingat. Kita punya sederet kebiasaan buruk yang akan membuat risih telinga yang mendengarnya. Tiap hari kita mengkonsumsi alkohol, terlibat dengan obat bius dan kecanduan berat akan hal-hal yang berbau pornografi! Belum lagi predikat sebagai preman atau cap "sampah" terlanjur melekat kuat di dalam diri kita!
Seperti menyatukan kembali potongan puzzle yang berserakan, maka kita pun rindu gambar diri kita dipulihkan. Namun terbersit juga rasa putus asa sebab
bagaimana mungkin kita bisa dipulihkan dari masa lalu yang sedemikian suram dan parah? Yang berjuang untuk pemulihan gambar diri bukanlah Anda seorang. Ribuan tahun yang lalu seorang perempuan yang terlanjur mendapat predikat "perempuan sundal" juga mengalami hal yang sama dengan kita, namun nyatanya ia benar-benar dipulihkan. Namanya Rahab! Meski pernah jadi perempuan sundal bukan berarti gambar dirinya tak bisa dipulihkan, sebab nyatanya kita akan menjumpai namanya lagi dalam silsilah keluarga Tuhan Yesus! Apalagi melihat kenyataan bahwa namanya disejajarkan dengan pahlawan iman, seperti yang dicatat dalam Ibrani 11.
Gambar diri yang rusak bisa dipulihkan, selama kita punya kerendahan hati untuk minta ampun kepada Tuhan dan mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh. Tidak peduli sehitam apapun lembaran hidup kita yang lama, yang pasti di dalam Kristus selalu ada pengampunan dan pemulihan. Sudah terlanjur memiliki kebiasaan buruk? Tidak ada manusia yang tidak dapat diubah oleh Tuhan. Siapa bilang watak buruk tidak bisa diubah? Asalkan kita memiliki kemauan untuk berubah, maka Tuhan juga akan mengubah hidup kita.
Puzzle itu memang berantakan dan tak beraturan. Tapi jangan terburu-buru menyudahi cerita ini. Sebuah tangan dengan lembut memungut potongan demi
potongan lalu mulai menyusun dan memulihkannya dan luar biasa, terlihat Sebuah gambar yang indah ...
Di sela waktu senggang Anda, mainlah puzzle! Seperti itulah Tuhan memulihkan gambar diri kita!

Selasa, 16 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 16 Juli 2013

Belajar Mencintai

Bacaan: Kolose 3:22-25

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan.- Kolose 3:23


Ada perbedaan yang sangat mendasar antara melakukan apa yang kita cintai dengan mencintai apa yang kita lakukan. Kita terbiasa untuk melakukan apa yang kita cintai, sebaliknya kita begitu sulit untuk mencintai apa yang kita lakukan. Melakukan apa yang kita cintai tentu bukan hal yang sukar untuk dilakukan. Misalnya saja Anda sangat hobi memancing, maka untuk pergi mancing tentu bukan hal yang sulit bukan? Atau Anda sangat hobi memasak, maka ketika saya berkunjung ke rumah Anda untuk dibuatkan masakan, Anda pasti akan melakukannya dengan senang hati.
Hanya, kadangkala dan lebih sering kita harus berhadapan dengan sesuatu yang belum tentu kita suka. Kita harus bekerja dalam sebuah bidang yang tak kita suka. Kita harus melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya cukup menyebalkan bagi kita, tapi mau tidak mau harus kita lakukan. Dalam dunia rohani kita juga akan diperhadapkan hal ini. Kita diberi kepercayaan untuk melayani Tuhan, hanya sayang jenis pelayanan yang dipercayakan kepada kita bukanlah seperti yang kita inginkan. Kita ingin tampil di depan mimbar, tapi kita justru diperintahkan untuk tampil di depan pintu sebagai penerima tamu. Kita ingin pelayanan khotbah, tapi pemimpin rohani justru menempatkan kita dalam bidang pelayanan yang sederhana seperti mengatur kursi, mengedarkan kantong kolekte atau melakukan hal-hal lain yang kita anggap sangat remeh.
Bukankah situasi-situasi seperti ini sering kita alami? Lalu apa yang harusnya kita lakukan? Tak hanya melakukan apa yang kita cintai, tapi juga mencintai apa yang kita lakukan. Kalau kita belajar mencintai setiap pekerjaan atau hal apapun yang harus kita lakukan, maka kegiatan itu tak lagi menjengkelkan kita, sebaliknya lambat atau cepat kita akan menemukan kepuasan dari apa yang kita lakukan itu. Apa enaknya terlibat pelayanan sebagai penerima tamu? Ah, hanya buat gigi kering dan mulut kram saja karena terus-terusan memaksa diri untuk tersenyum. Tapi cobalah untuk mencintai pelayanan ini maka kita akan sangat menikmati saat melihat pancaran jemaat yang bersemangat saat kita jabat tangannya dengan erat. Intinya, lakukan semua hal yang kita lakukan dengan cinta. Pupuk dan peliharalah itu. Maka kita akan melihat indahnya keluarga, pekerjaan, gereja, pelayanan dan segala sesuatu yang telah kita lakukan.
Berjanjilah untuk memulai aktifitas sepanjang hari ini dengan cinta. Belajar mencintai semua hal yang akan kita kerjakan sepanjang hari ini.

Minggu, 14 Juli 2013

Renungan Anak mudah .. ..



Renungan Muda Remaja

Pacaran

Bacaan: 2 Korintus 6:14-18

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya... - 2 Korintus 6:14


Pacaran Alkitabiah nggak seh? Seringkali pertanyaan semacam ini muncul di kalangan anak muda. Usut punya usut, ternyata yang namanya pacaran tuh nggak ada dalam Alkitab. Bentuk hubungan pacaran seperti yang kita kenal sekarang ini pun nggak pernah ada dalam jaman Alkitab dulu. Alkitab hanya menyebutkan hubungan pranikah yang ada di kalangan muda waktu itu adalah bentuk hubungan pertunangan.
Jaman emang udah berubah. Kita boleh aja mengikuti perkembangan jaman, tapi prinsip-prinsip kebenaran tetap wajib kita pegang. Prinsip pertama, hubungan pacaran/pranikah harus dengan tujuan menuju ke pernikahan. Kalo kita jalan ama cowok sekedar supaya ada gandengan saat malam minggu ‘n ada yang antar jemput tiap saat, kita udah salah dalam prinsip pertama ini. Jadi nggak ada istilahnya TTM or HTS dalam hubungan pacaran anak-anak Tuhan. Kita harus jadi orang yang punya tujuan pasti. Nggak sekedar “ngalir” n jalani hidup sesukanya.
Prinsip kedua, hubungan pacaran harus dengan orang yang seimbang. Cinta nggak kenal perbedaan, begitu kira-kira kata orang. Tapi soal kehidupan rohani nggak bisa begitu. Terang nggak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan. Pernikahan nantinya nggak cuma sekedar hidup enak ‘n menghasilkan anak. Kalo kita memilih untuk menikah dengan orang yang belum lahir baru, berarti kita memilih untuk mengatur rumah tangga kita sendiri tanpa pertolongan Tuhan. Padahal mana mampu kita mengatasi semuanya sendiri. Tanpa Tuhan kita nggak akan bisa saling mengasihi dengan tulus. Pernikahan akan terancam perceraian bahkan perselingkuhan. Nggak ada perdamaian dan ikatan yang mempersatukan.
Prinsip ketiga, pacaran harus bisa jaga kekudusan. Biarpun jaman udah berubah, tapi untuk urusan kekudusan nggak bisa ditawar-tawar lagi. Belajar jadi seperti keluarga Nuh yang berani tampil beda di tengah-tengah angkatan yang udah rusak hidupnya. Nah, 3 prinsip udah kita pelajari hari ini. Kalo kamu sedang dalam masa pacaran, lakukan 3 prinsip ini supaya hubunganmu diberkati Tuhan.

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 14 Juli 2013

Penyerahan Diri

Bacaan: Kisah Para Rasul 12:1-11

Petrus tidur ... Kisah Para Rasul 12:6- Kisah Para Rasul 12:6


Akhir tahun lalu saya melangsungkan pernikahan. Ini salah satu moment terpenting dalam hidup saya. Saya masih ingat bahwa malam sebelum hari pernikahan berbagai macam perasaan berkecambuk, tentu saja perasaan yang sangat bahagia sebab saya akan segera mengakhiri masa lajang saya untuk hidup bersama dengan orang yang sangat saya kasihi. Inginnya tidur lebih awal supaya keesokan harinya bisa tampil lebih fresh, namun ternyata ini tak mudah. Justru saya susah tidur, mengidap insomnia sesaat karena keesokan harinya akan married.
Jika untuk hari bahagia saja saya susah tidur, saya tidak bisa bayangkan dengan orang-orang yang divonis hukuman mati dan keesokan harinya akan dieksekusi. Kegelisahan, stress, tekanan mental dan ketakutan pasti akan menghantuinya sehingga mata yang terpejam pun tak bisa membuatnya tidur. Tidak bisa membayangkan bahwa malam ini adalah malam terakhir yang akan dilewati.
Petrus dipenjara karena memberitakan Injil. Beberapa waktu sebelumnya ia mendengar bahwa Yakobus, rekan pelayanannya juga ditangkap oleh Herodes dan dieksekusi. Saat berada dalam jeruji penjara tentu ia berpikir bahwa nasibnya tidak lebih baik dari Yakobus yang lebih dulu mendahuluinya. Ia tahu persis bahwa besok ia akan dieksekusi dan mati. Saat saya membaca kisah ini selanjutnya saya tersenyum geli melihat reaksi Petrus. Bukannya stress, takut dan gelisah, Petrus justru tidur dengan nyenyaknya! Bukan karena Petrus tipe orang yang doyan tidur, tapi ini justru menunjukkan bahwa tingkat penyerahan diri Petrus kepada Tuhan sangat luar biasa.
Penyerahan dirinya menghasilkan mujijat yang luar biasa. Ia dibebaskan oleh malaikat Tuhan! Lewat renungan pada hari ini kita perlu belajar dari Petrus. Seberapa besar kita memiliki penyerahan diri yang sungguh-sungguh kepada Tuhan atas keluarga kita, usaha dan pekerjaan kita, penyakit yang masih kita derita, studi, masa depan dan semua masalah serta kesulitan yang kita hadapi sekarang ini? Ataukah sebaliknya kita memilih untuk menggunakan kekuatan kita sendiri daripada berbagi beban hidup dengan Tuhan? Tak heran kalau kemudian kita menjadi gelisah, stress, bingung, takut dan putus asa. Tak ada yang lebih indah selain memiliki penyerahan total kepada Tuhan, karena kita pasti akan melihat mujijat dan kemuliaan Tuhan dinyatakan kepada kita.
Tuliskanlah daftar masalah-masalah yang sedang kita hadapi. Angkatlah tulisan-tulisan itu di hadapan Tuhan dan serahkanlah semuanya kepada Tuhan.

Jumat, 12 Juli 2013

Renungan Harian kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 12 Juli 2013

Pengharapan

Bacaan: Roma 5:1-11

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ...- Roma 5:5


Manusia tak akan pernah bisa hidup tanpa pengharapan. Kita tak akan pernah mencapai kehidupan yang lebih baik tanpa pengharapan. Hal-hal terbaik tak kan pernah kita raih tanpa pengharapan. Tanpa harapan, hari esok tak akan pernah menjadi lebih baik daripada hari ini dan dunia tak akan pernah bertambah indah. Namun jika kita memiliki pengharapan maka kita melihat dunia dengan cara yang berbeda. Tak ada pesimisme, tak ada kata-kata negatif, tak keluhan, tak biarkan waktu kita dihabiskan oleh gerutuan, sebaliknya kita begitu bersemangat dan sangat positif saat melihat berbagai macam situasi dan keadaan.
Pengharapan membuat kita melihat kebaikan dalam diri orang-orang ketimbang melihat keburukan dan kelemahan mereka.
Pengharapan membukakan pintu, sementara keputus-asaan menutupnya.
Pengharapan menemukan apa yang bisa kita perbuat daripada menggerutu tentang apa yang tak bisa kita perbuat.
Pengharapan membuat kita menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.
Pengharapan menganggap masalah, entah kecil maupun besar sebagai peluang.
Pengharapan membuat kita teguh, kokoh dan memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan menghadapi perubahan musim kehidupan.
Ada kekuatan yang sangat luar biasa dari sebuah pengharapan! Dengan adanya pengharapan kita tak akan biarkan diri putus asa saat mengalami kegagalan, sebab kita tahu bahwa yang terbaik sedang menunggu kita. Dengan adanya pengharapan kita tidak takut saat melewati awan gelap yang begitu pekat, sebab kita tahu di balik gelapnya jalan yang harus dilewati kita akan melihat secercah mentari yang hangat. Masalah pun bukan lagi menjadi musuh karena kita memiliki pengharapan bahwa di dalam setiap masalah kita akan menemukan peluang-peluang yang luar biasa, yang tidak pernah kita dapatkan seandainya kita tak memiliki masalah.
Jika hidup kita selalu pesimis, negatif dan mudah putus asa itu indikasi kalau kita tidak memiliki pengharapan di dalam hidup ini. Letakkanlah pengharapan kita di dalam Kristus maka kita akan melihat dunia dengan cara yang berbeda. Sungguh, pengharapan di dalam Kristus membuat kita menjadi orang yang positif, semangat, dan tidak takut menghadapi tantangan di hari esok.
Bangunlah lebih pagi untuk melihat matahari terbit mengusir kegelapan malam. Bukankah kita selalu yakin bahwa setiap pagi matahari selalu akan bersinar, seperti itulah pengharapan.

Kamis, 11 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 11 Juli 2013

Tuhan yang Sederhana

Bacaan: Matius 25:31-46

Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini ... - Matius 25:40


Di mana kita menemukan Tuhan? Apakah pertanyaan saya terdengar aneh? Mungkin tanpa pikir panjang Anda akan menjawab bahwa Tuhan ada di gereja. Itu sebabnya pada hari Minggu kita berduyun-duyun datang ke gereja karena berpikir di sana lah kita akan menemukan Tuhan. Memang pendapat ini benar, sebab saat kita beribadah kita akan berjumpa dengan Tuhan di dalam hadiratNya. Namun pendapat ini akan menjadi salah jika kita berpikir bahwa Tuhan hanya bisa kita temukan di Gereja atau dalam acara-acara kebaktian saja.
Sesungguhnya setiap saat kita melihat Tuhan, namun kita tidak pernah menyadarinya. Kita melihat Tuhan tapi mengacuhkannya. Kita melihat Tuhan tapi hati kita sama sekali tidak tersentuh. Kita melihat Tuhan tapi kita memilih untuk berlalu cepat tanpa mau diganggu olehNya. Kita melihat Tuhan yang lapar dan yang merintih dalam kehausan. Kita melihat Tuhan yang telanjang dan kedinginan. Kita melihat Tuhan sebagai orang asing yang tak memiliki tumpangan. Kita melihat Tuhan yang terpenjara. Bagaimana kita melihat Tuhan dengan sosok seperti itu? Lupa bahwa kita bisa menemukan Tuhan dalam diri orang-orang sederhana.
Bukankah Matius 25:31-46 jelas-jelas menulis bahwa Tuhan bisa kita jumpai dalam diri orang-orang sederhana? Saya percaya cara kita memperlakukan wong cilik ini akan berbeda seandainya kita tahu kebenaran ini. Sebelum saya sadar akan kebenaran ini, cara saya memperlakukan gelandangan, peminta-minta atau mereka yang tersisihkan sangatlah sinis dan menganggap bahwa mereka ini hanya pengganggu saja. Namun setelah tahu kebenaran ini, saya mulai belajar untuk memperhatikan mereka, sebab ketika saya melakukan untuk mereka maka sebenarnya saya sedang melakukan untuk Tuhan.
Sejujurnya kepedulian gereja Tuhan terhadap hal-hal yang sifatnya sosial sangat kurang. Mengapa? Karena selalu berpikir bahwa Tuhan hanya ada di gereja saja. Namun setelah kita mendengar kebenaran ini, baiklah kita mulai memperhatikan dan memperlakukan kelompok tersisihkan ini dengan penuh kasih. Jangan sampai suatu kali kelak kita bertemu Tuhan dan Tuhan berkata kepada kita, “Enyahlah dari hadapan-Ku, sebab ketika Aku lapar kamu tidak memberi Aku makan, ketika Aku haus kami tidak memberi Aku minum ...” Matius 25:41-43
Di sepanjang perjalanan yang Anda lakukan sepanjang hari ini, bagikanlah sesuatu yang berarti kepada gelandangan, pengemis atau anak-anak jalanan.

Rabu, 10 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 10 Juli 2013

Keyakinan

Bacaan: Roma 8:31-39

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan ... - Roma 8:35


Saya salut dan acungi jempol untuk orang-orang yang memiliki keteguhan terhadap apa yang diyakini. Orang-orang seperti ini sesungguhnya sangat langka. Yang lebih sering terjadi adalah keyakinan seseorang begitu mudahnya berubah seiring dengan situasi yang berubah. Banyak orang yang dulunya aktif ke gereja, namun di saat kekristenan mengalami tekanan maka orang-orang ini pun dengan mudah meninggalkan Tuhan dengan alasan kita harus pintar-pintar membaca situasi dan kondisi. Beberapa orang begitu menyala-nyala di dalam Kristus, tapi giliran ia mengalami masa-masa sulit, maka keyakinannya mulai goyah.
Saya acungi jempol untuk Socrates yang hidup pada tahun 399 SM - 329 SM. Ia harus menerima hukuman mati karena mempertahankan pendapatnya.
Saya acungi jempol untuk Aristoteles yang bersikukuh dengan pendapatnya, meski oleh karena itu ia meninggal di pembuangan karena didakwa oleh penguasa sebagai tindakan yang kurang ajar terhadap dewa.
Saya acungi jempol untuk Galileo yang tetap bersikukuh dengan pendapatnya bahwa bumi mengitari matahari dan tak mau meralatnya, meski untuk hal itu ia harus dijatuhi hukuman mati.
Saya acungi jempol untuk tiga anak muda, Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang menatap dapur api tanpa gentar demi mempertahankan keyakinannya akan Allah Israel.
Saya acungi jempol untuk Daniel yang tetap berdoa seperti biasanya, meski itu berarti ia harus berhadapan dengan singa-singa lapar. Keyakinan yang sungguh teguh.
Saya acungi dua jempol untuk Yesus yang tetap konsisten dan teguh sehingga meminum cawan penderitaan itu dengan keberanian.
Seberapa besar kokoh keyakinan kita di dalam Kristus? Jika kita memiliki keyakinan yang kuat di dalam Kristus, maka tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang sanggup menggoyahkan atau mengubah keyakinan kita. Iman kita tetap konsisten di saat kekristenan mengalami tekanan. Keyakinan kita akan Kristus tetap kokoh saat hal-hal buruk terjadi. Kesetiaan kita tidak pernah bisa dilunturkan hanya oleh masalah dan pergumulan-pergumulan hidup yang menimpa kita. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengubah keyakinan kita di dalam Kristus!
Tuliskanlah komitmen dan keyakinan Anda di dalam Kristus di sebuah kertas. Kelak tulisan ini akan memberikan kekuatan kepada Anda di masa-masa sulit.

Selasa, 09 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 09 Juli 2013

Mati Keenakan

Bacaan: Ulangan 8:11-20

Jangan engkau melupakan Tuhan, Allahmu ...- Ulangan 8:11


Dunia periklanan tambah marak. Itu sebabnya mereka saling berlomba untuk membuat iklan yang sangat menarik. Salah satu iklan yang cukup menarik adalah produk makanan ringan yang punya slogan “Bisa mati keenakan.” Saya pun tertarik untuk berpikir masa sih keenakan bisa membuat kita jadi mati? Kita sudah terbiasa berpikir bahwa penderitaan, bencana, masalah bisa membuat kita mati, tapi kalau keadaan yang enak? Rasanya kita tidak mungkin mati karena situasi yang menyenangkan.
Jujur saja, begitu banyak orang Kristen yang sudah jadi korban. Bukankah banyak dari antara kita yang sangat setia kepada Tuhan saat masih menapak masa-masa sulit? Masih ingatkah bahwa kita selalu berdoa dan melakukan puasa tiada henti untuk kesembuhan anak kita? Masih ingatkah begitu getolnya kita beribadah kepada Tuhan di saat usaha kita diancam kebangkrutan? Masalah, pergumulan dan tekanan hidup justru “memaksa” kehausan kita akan hal-hal rohani.
Tapi sekarang setelah situasi berubah, kesetiaan kita pun ikut berubah. Kita berada dalam zona yang sungguh-sungguh nyaman. Usaha kita sangat diberkati bahkan memiliki kemajuan yang sangat pesat. Keluarga kita baik-baik saja dan tak ada masalah yang berarti. Situasi yang benar-benar aman, nyaman dan sangat enak. Justru di saat seperti inilah kita mulai mundur dari Tuhan. Kita memakai alasan bisnis yang sangat maju menuntut waktu kita lebih banyak lagi. Kita mulai tidak aktif di gereja dengan alasan untuk memberi lebih banyak waktu kepada anak kita. Capek, letih, sibuk, dan bosan menjadi dalih untuk membenarkan tindakan kita. Hanya, menurut saya ini cukup aneh. Mengapa dulu saat kita masih memasuki masa-masa sulit kita selalu ada waktu untuk Tuhan, namun sekarang saat semuanya sudah berjalan dengan baik kita justru punya alasan untuk meninggalkan Tuhan. Itulah keadaan yang saya sebut sebagai mati keenakan!
Belajar dari sejarah gereja kita juga tahu bahwa saat kekristenan mengalami aniaya justru kekristenan berkembang luar biasa, namun saat kekristenan dalam keadaan enak justru terjadi penyimpangan-penyimpangan. Itulah bahaya keadaan yang enak, kalau kita tidak hati-hati kita justru bisa mati keenakan. Pastikan kita tidak berubah dalam kondisi seperti apapun juga.
Anda suka melihat film? Ada beberapa film bagus yang Anda bisa lihat untuk memperjelas renungan hari ini, seperti film Voice of Martyr atau film Martin Luther.

Senin, 08 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 08 Juli 2013

Proses Penurunan

Bacaan: Keluaran 2:1-22

Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian. - Keluaran 2:15


Bagaimana perasaan Anda ketika harus mengalami proses penurunan? Anda masih ingat bagaimana rasanya mengendarai mobil buatan Jerman dengan wangi parfum yang khas, namun sekarang harus merasakan panas dan pengapnya bergelantungan di bis yang sesak dengan penumpang. Anda masih ingat beberapa tahun silam saat tiba waktunya untuk makan, kata-kata ritual yang sering Anda ucapkan adalah kita ingin makan apa? Namun sekarang Anda harus mengganti kata-kata itu menjadi, adakah yang kita makan? Dulu bos sekarang jadi karyawan. Dulu konglomerat, sekarang melarat. Dulu sangat ditakuti, sekarang tak lagi dianggap. Kebangkrutan telah merebut hidup kita. Itulah proses penurunan.
Seperti ketika seorang pemuda Ibrani yang begitu beruntung bisa tinggal di istana Mesir, hidup dalam kemewahan dan sangat dihormati, namun sekarang harus lari ke padang untuk menghabiskan 40 tahun sebagai gembala sederhana! Namanya Musa.
Seperti ketika seorang remaja yang kemarin masih pamer baju mahal yang diberikan sang ayah, tapi sekarang harus melepas baju bermerk itu dan ia sendiri dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya sendiri. Namanya Yusuf.
Seperti ketika seorang pahlawan yang dihormati dan menerima banyak pujian dari rakyat, karena mengalahkan raksasa musuh. Tapi sekarang ia sedang jadi buron pemerintah dan harus berpura-pura tidak waras. Namanya Daud.
Proses penurunan ada kalanya Tuhan ijinkan, tapi itu bukan berarti kisah mereka selesai sampai di situ. Tuhan belum selesai, buktinya dari padang Midian muncul seorang pemimpin yang berhasil membawa Israel keluar dari perbudakan. Tuhan belum selesai, dari jeruji penjara muncul seorang penafsir mimpi yang akhirnya menjadi penguasa muda di Mesir. Tuhan belum selesai, tak selamanya pahlawan itu menjadi buron. Kesempatan itu akhirnya datang dan menghantarkannya menjadi raja atas Israel.
Jika hari-hari ini Anda merasa berat untuk menjalani hidup karena Tuhan sedang mengijinkan proses penurunan terjadi dalam hidup Anda, jangan pernah berkata sudah selesai! Tuhan belum selesai. Di balik semuanya itu, Tuhan punya rencana yang besar atas hidup Anda. Pertahankan iman dan milikilah pengharapan di dalam Kristus bahwa yang terbaik akan segera datang untuk menghampiri Anda.
Bacalah biografi yang berliku-liku dari Daud.

Sabtu, 06 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 06 Juli 2013

Nilai Kita

Bacaan: Zakharia 2:6-13

Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya... - Zakharia 2:8


Apa yang membuat barang biasa bisa menjadi begitu mahal? Salah satu faktor penyebabnya adalah karena barang tersebut pernah dipakai oleh seorang terkenal. Misalnya saja apa yang baru-baru ini terjadi di Roma. Mobil bekas Volkswagen Golf warna abu-abu metalik yang tahun pembuatannya 1999 bisa laku 1,3 juta dollar AS atau sekitar 12,5 miliar rupiah! Apakah mobil ini benar-benar memiliki kualitas yang sedemikian bagus sampai harganya membumbung tinggi, tentu saja tidak. Mobil ini mahal karena dulu pernah dipakai Joseph Ratzinger, Paus yang baru saja diangkat ini. Demikian juga sebuah jaket biasa bisa berharga ratusan juta karena konon pernah dipakai Elvis Presley dalam salah satu aksi panggungnya.
Merenung sebentar membuat saya bertanya-tanya, seberapa besar nilai manusia itu? Alkitab mencatat bahwa manusia itu seperti uap yang datang dan pergi dengan cepat. Alkitab juga menulis bahwa manusia itu seperti bunga yang pagi hari tampak sedemikian segar namun tak lama sesudah itu menjadi layu dan kering. Bahkan Yesaya 41:14 menggambarkan manusia itu seperti cacing dan ulat. Pada fase ini manusia memiliki nilai yang sedemikian rendah. Namun pada sisi yang lain Alkitab mencatat bahwa kita ini seperti biji mataNya sendiri. Pada fase ini manusia memiliki nilai yang sedemikian mahal. Mengapa ini bisa terjadi?
Sebagaimana mobil VW biasa itu bisa menjadi mahal karena pernah dipakai oleh Joseph Ratzinger atau sebuah jaket kumal bisa menjadi bernilai karena pernah dikenakan oleh Elvis Presley, demikian juga kehidupan kita bisa menjadi mahal dan bernilai karena ada Kristus di dalam diri kita! Kita bernilai bukan karena pada dasarnya kita memiliki nilai. Kita bernilai karena Kristus hidup di dalam hidup kita! Tanpa Kristus maka hidup kita tak lebih dari uap, bunga yang cepat layu, cacing atau ulat yang tak ada harganya, namun karena Kristus maka kita sekarang menjadi biji mata Allah!
Alangkah naifnya jika kita menyombongkan diri karena merasa menjadi sosok berharga dan seolah-olah menganggap itu karena hasil jerih payah dan usaha kita. Justru hal ini harusnya membuat kita semakin rendah hati dan bersyukur kepada Tuhan, sebab tanpa Tuhan hidup kita akan sia-sia dan tanpa nilai. Bagaimana dengan cara Anda menilai diri?
Amatilah diri di cermin, lalu cobalah temukan apa yang membuat Anda berharga. Anda harus tiba pada kesimpulan bahwa hal yang membuat Anda berharga karena Kristus diam dalam diri Anda.

Rabu, 03 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 03 Juli 2013

Jalan Pintas

Bacaan: I Timotius 6:9-10

Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat ...- I Timotius 6:9


Di luar Solo, mungkin berita ini tak pernah di dengar, tapi sebagai wong Solo, tentu saja saya tahu kasus penipuan dan penggelapan uang investor yang dilakukan oleh CV Medical. CV Medical berani menawarkan tingkat keuntungan antara 6 hingga 10% persen per bulan dari investasi yang ditanam! Tak heran bila dalam waktu relatif singkat sudah terkumpul 10.285 investor dengan dana ratusan miliar rupiah! Cerita akhirnya sudah bisa ditebak, para investor ditipu mentah-mentah dan mereka yang telah menanamkan uang jutaan sampai miliaran rupiah hanya gigit jari. Inginnya untung tapi dapatnya buntung!
Saya melihat kasus ini dan menyimpulkannya dalam satu kalimat ingin kaya tanpa bekerja, sungguh inilah yang disebut mental jalan pintas! Tergiur dengan keuntungan besar tanpa harus bekerja maka mereka ramai-ramai menanamkan modalnya. Kasus ini punya indikasi bahwa rakyat kita sedang sakit sehingga begitu mudah tergiur dengan uang banyak yang didapatkan dalam waktu singkat tanpa harus susah payah. Logika pun tak berjalan lagi, bukankah dalam ekonomi ada prinsip risk and return artinya untuk mendapatkan untung besar kira harus mengambil resiko besar. Jadi, kalau CV Medical menawarkan untung besar dengan resiko kecil, harusnya logika kita segera menolak karena ini tak lebih dari praktik money game.
Mental jalan pintas ini harus dikikis habis. Ini yang membuat rakyat kita ingin kaya tanpa bekerja. Ingin cepat kaya dalam sekejap mata, maka praktik-praktik memalukan pun dilakukan. Pejabat pemerintah tak malu-malu lagi melakukan korupsi. Ini yang membuat bangsa kita menjadi bodoh, karena tak perlu belajar tapi mendapatkan ijazah dan gelar. Ini yang membuat beberapa orang menghalalkan cara demi tujuannya tercapai. Ini yang membuat banyak orang Kristen mengorbankan integritasnya demi sedikit keuntungan yang bisa diraih.
Jalan pintas tak ada di kamusnya Tuhan. Tuhan tak pernah menawarkan sesuatu yang langsung besar, sebaliknya Ia berkata agar kita setia dengan perkara kecil supaya mendapatkan perkara yang lebih besar. Bukankah Musa tak langsung menjadi pemimpin Israel, tapi harus menjadi pemimpin segerombolan domba di padang Midian lebih dulu. Yusuf harus setia dulu menjadi budak baru kemudian menjadi penguasa muda di Mesir. Jadi mental jalan pintas tentu tak Alkitabiah.
Putuskan untuk berhenti dari semua praktik jalan pintas.

Selasa, 02 Juli 2013

Renungan harian kristen, Hari ini .. ..

Renungan Harian Kristen - 02 Juli 2013

Seorang Oscar

Bacaan: II Korintus 4:7-15

Kami habis akal, namun tidak putus asa... - II Korintus 4:8


Cukup mengejutkan melihat kenyataan bahwa penyandang autis kian lama kian banyak saja. Satu dari 150 anak yang baru lahir ditengarai sebagai penyandang autis! Sebagaimana kita tahu bahwa penyandang autis adalah orang yang hidup dalam dunianya sendiri, bersifat kekanak-kanakan, tidak mempedulikan dunia di sekitarnya dan keadaan emosi yang tidak bisa bertumbuh.
Dalam Bulan Autis Internasional pada April lalu ada hal yang cukup mengejutkan saya. Seorang penyandang autis, Oscar Yura Dompas menulis dan meluncurkan buku berjudul Autistic Journey! Harus diakui bahwa ini adalah pencapaian luar biasa bagi seorang penyandang autis, apalagi buku ini ditulis dalam bahasa Inggris! Saya tahu persis betapa menulis buku bukan hal yang mudah, apalagi jika dilakukan oleh seorang penyandang autis. Satu hal lagi yang membuktikan bahwa semangat yang tak kenal menyerah akan mengatasi segala halangan, rintangan dan masalah sebesar apapun juga!
Kadangkala kita harus malu dengan mereka yang memiliki keterbatasan-keterbatasan namun tetap memiliki semangat juang yang tinggi untuk mencapai yang terbaik. Jawaban bagi pertanyaan mengapa kita tidak pernah mencapai yang terbaik dalam hidup kita adalah karena kita tidak cukup memiliki semangat yang tinggi. Sebaliknya, kita begitu mudah menyerah kalah, menjadi putus asa, kehilangan asa dan pengharapan saat berhadapan dengan kesulitan-kesulitan.
Dalam hal apapun juga, kalau kita ingin sukses maka kita perlu semangat juang yang tinggi untuk meraih kesuksesan itu. Di samping itu, bukankah kita memiliki Tuhan yang hidup yang selalu memberi kekuatan kepada kita untuk cakap menanggung segala perkara. Jadi sungguh ironis sekaligus tragis jika melihat banyak orang Kristen terpuruk dalam kegagalan dan tak berani bangkit lagi, atau terkapar tak berdaya dalam kekalahan, memilih menjadi pecundang daripada menjadi pemenang. Sementara destiny kita di dalam Kristus adalah menjadi orang yang menang, bahkan lebih dari pemenang. Kesempatan ini saya hanya berujar agar pembaca Spirit yang tengah terpuruk dalam kegagalan berani bangkit kembali. Perjalanan kita belum selesai, yang terbaik masih menunggu di depan kita untuk diraih dan bersama Kristus pasti kita bisa menggapainya. Never give up!
Bangkit dari kegagalan, bangun dari keterpurukan dan wujudkan mimpi Anda dengan tindakan yang nyata pada hari ini.

Senin, 01 Juli 2013

Renungan Harian Kristen, Hari ini .. ..



Renungan Harian Kristen - 01 Juli 2013

Arus Konsumtif

Bacaan: Filipi 4:11-12

?Segala sesuatu diperbolehkan.? Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna.- I Korintus 10:23


Konsumerisme makin mewabah! Arus konsumtif menjadi fenomena tersendiri di jaman ini. Iklan-iklan yang terpampang di sudut-sudut jalan atau yang dengan gencar selalu keluar di sela-sela tayangan teve membuat banyak orang tergoda untuk memilikinya. Parahnya, demi memuaskan keinginannya untuk mendapatkan barang yang dikehendaki mereka kadangkala tidak memiliki pertimbangan yang cukup sehat. Misalnya, demi mendapatkan barang yang dikehendaki, mereka mengambil uang yang sedianya digunakan untuk kebutuhan keluarga, hutang sana sini atau dengan gampang menggesekkan kartu kredit meski tak tahu bagaimana caranya kelak untuk membayar pembelian ini.
Lebih menyedihkan lagi kalau demi memuaskan keinginannya mendapatkan sebuah barang maka seseorang melakukan tindakan kriminal seperti mengutil atau mencuri. Sejujurnya, hal ini banyak terjadi di kota-kota besar yang terjebak dengan arus konsumtif. Seperti salah satu tajuk menarik yang berjudul Aku Mencuri Karena Ingin Trendi, tentang seorang pelajar yang mencuri t-shirt di pusat perbelanjaan demi tampil modis, trendi dan gaul.
Lalu bagaimana sikap kita sebagai orang Kristen terhadap arus konsumtif ini? Apakah ini berarti kita tidak boleh mengingini barang-barang yang kita inginkan? Apakah hobi berbelanja adalah tindakan yang sangat duniawi? Untuk menjawab hal ini ada beberapa prinsip yang perlu kita perhatikan.
Pertama, yang namanya kepuasan itu tidak ada habisnya. Saat barang yang kita ingini ada di tangan, maka pada saat itu kita merasa puas, namun itu bukan berarti setelah itu kita tidak mengingini apa-apa lagi. Kedua, mengutip perkataan Paulus bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tapi belum tentu itu berguna. Saat kita ingin membelanjakan uang kita, alangkah bijaksananya kita kalau kita berpikir lebih dulu apakah barang yang kita beli ini berguna, atau semata-mata kita hanya memuaskan dorongan konsumtif saja? Ketiga, jangan sampai barang yang kita ingini menjadi bumerang atau menjadi jerat bagi diri kita sendiri. Hanya demi sebuah barang yang kita ingini maka kita berhutang lalu pada akhirnya menjadi kelabakan saat harus membayarnya, atau lebih parah lagi kalau kita mengutil di pusat perbelanjaan, ini sungguh memalukan! Jadi hati-hati dengan jebakan arus konsumtif!
Redam keinginan Anda untuk membeli barang-barang yang tidak begitu Anda perlukan. Kurangi frekuensi Anda pergi ke pusat-pusat perbelanjaan.